Konsorsium Yaku-PayoPayo Gelar Orientasi Program dan Pelatihan Pengorganisasian Bagi Project Manajemen Unit

Rantepao, Toraja Utara – Konsorsium Yaku-PayoPayo menyelenggarakan pelatihan pengorganisasian pada tanggal 21-23 Juni 2024 di Kantor Konsorsium YAKU – PAYOPAYO, Rantepao, Toraja Utara. Pelatihan ini merupakan bagian dari program Penguatan Kelompok Perhutanan Sosial Terhadap Perubahan Iklim Melalui Pengembangan Kopi Adaptif, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fasilitator desa dalam perencanaan program berbasis gender, pengorganisasian rakyat, Participatory Action Research (PAR), dan etnografi. Peserta pelatihan terdiri dari anggota Project Management Unit (PMU) program tersebut.

Pada hari pertama, peserta menerima materi mengenai “Isu Gender dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Perencanaan Program Berbasis Gender” yang disampaikan oleh Andi Vika Faradiba, dosen Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin yang juga merupakan peneliti dari Forest and Society Research Group. Materi ini menyoroti pentingnya memperhatikan peran dan kontribusi perempuan dalam pengelolaan sumber daya alam. Selain itu, peserta belajar merancang program yang inklusif dan memastikan bahwa semua kelompok masyarakat mendapatkan manfaat yang setara.

Selain membahas kesetaraan gender, Andi Vika juga menjelaskan bagaimana peran perempuan bisa diintegrasikan secara efektif dalam berbagai tahap perencanaan dan pelaksanaan program. “Peran perempuan dalam pengelolaan sumber daya alam sering kali diabaikan, padahal kontribusi mereka sangat signifikan. Kita perlu memastikan bahwa program yang kita rancang inklusif dan adil bagi semua gender,” ujar Andi Vika Faradiba.

Hari kedua menghadirkan Karno B. Batiran, Direktur Eksekutif Sekolah Rakyat Petani Payo-Payo dan peneliti dari Forest and Society Research Group, yang membawakan materi mengenai “Pengorganisasian Rakyat”. Sesi ini fokus pada strategi efektif dalam mengorganisir komunitas agar dapat berpartisipasi aktif dalam setiap program yang akan dijalankan. Peserta diajarkan pentingnya membangun solidaritas komunitas, metode mengorganisir masyarakat, dan cara mengatasi hambatan dalam pengorganisasian masyarakat untuk mencapai tujuan program dengan lebih efektif.

Pelatihan diakhiri dengan materi mengenai “Etnografi dan Participatory Action Research (PAR)” yang disampaikan oleh Nurhadi Sirimorok dari Forest and Society Research Group. Etnografi adalah metode penelitian yang memberikan wawasan mendalam tentang kebudayaan dan dinamika sosial masyarakat. Teknik PAR melibatkan masyarakat dalam proses penelitian, sehingga hasilnya lebih relevan dan dapat diterapkan langsung. Dalam sesi ini, peserta belajar tentang teknik-teknik pengumpulan data, analisis etnografis, dan bagaimana melibatkan masyarakat dalam setiap tahap penelitian untuk memastikan hasil yang aplikatif dan kontekstual. “Melibatkan masyarakat dalam penelitian melalui teknik PAR memastikan bahwa solusi yang kita kembangkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal,” ujar Nurhadi Sirimorok.

Pelatihan ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas fasilitator desa dalam merencanakan dan mengimplementasikan program yang responsif terhadap isu gender dan perubahan iklim melalui pengembangan kopi adaptif. Konsorsium Yaku-PayoPayo berkomitmen untuk terus mendukung penguatan kelompok perhutanan sosial dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan sumber daya alam.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *